
"Sudah hampir lebih dari 60 tahun, gunung tersebut tidak terjadi 
aktivitas gunung berapi. Kalau melihat siklus gunung itu sudah memasuki 
masa untuk terjadi aktivitas gunung berapi," kata Kepala BPBD Kabupaten 
Cianjur, Asep Suhara kepada Tribun melalui ponselnya, Minggu (27/10).
Dikatakan Asep, berdasarkan pantauan dan laporan yang dilakukan pusat
 vulkanologi dan mitigasi bencana geologi (PVMBG), status gunung 
tersebut hingga Oktober itu belum ada peningkatan status. Sepanjang 
tahun 2013 gunung itu pun masih dalam keadaan normal dan stabil.
"Gunung Gede terakhir meletus September 1957. Karena itu kami sejak 
2012 sudah waspada untuk terus melakukan pemantauan. Setiap bulannya 
kami mendapatkan laporan tentang status gunung itu. Kalau ada 
peningkatan, laporan akan kami terima lebih sering," kata Asep.
Dikatakan Asep, dampak dari letusan Gunung Gede memang cukup besar 
bagi Kabupaten Cianjur. Letusan gunung yang memiliki ketinggian sekitar 
3.000 meter di atas permukaan air laut itu dinilai besar dan destruktif.
 Sedikitnya terdapat enam kecamatan di Kabupaten Cianjur terkena dampak 
langsung jika terjadi letusan.
"Wilayah yang beresiko tinggi terkena dampak di antaranya Kecamatan 
Gekbrong, Warungkondang, Pacet, Cipanas, Cugenang. Sedang beresiko 
sedang, yakni Kecamatan Sukaresmi," kata Asep.
Melihat hal tersebut, Asep mengaku terus melakukan sosialisasi kepada
 masyarakat yang tinggal di wilayah beresiko tinggi terkena dampak 
letusan. BPBD bekerjasama dengan pihak Taman Nasional Gunung Gede 
Pangrango (TNGGP) dan pakar di pusat vulkanologi.
 
 



 
0 komentar:
Posting Komentar