Jumat, 27 September 2013

Memutihkan Kulit Dengan Ginseng dan Safron

Bengkuang sejak lama dikenal sebagai bahan kosmetik yang bermanfaat memutihkan atau mencerahkan kulit. Bukan hanya buah menjalar itu, belakangan ginseng dan safron (rempah) banyak dipakai sebagai bahan pembuatan produk kosmetika, karena dianggap dapat memutihkan kulit.

Benarkah ginseng dan safron berkhasiat seperti itu?
Pakar Herbal dari Departemen Farmasi Universitas Indonesia, Prof. Dr. Sumali Wiryowidagdo menjelaskan, ginseng dan safron sebenarnya tidak mengandung pemutih. Namun, keduanya memiliki khasiat memutihkan secara langsung dengan mekanisme tertentu.

“Pemutihannya secara farmakologi. Jadi ginseng dan safron sifatnya memang mengobati (mencerahkan), sehingga kulit menjadi lebih segar dan kelihatan putih,” jelasnya saat dihubungi Plasadana.com.
Namun demikian, jangan mengharap hasil segera jika menggunakan bahan-bahan alami seperti kedua jenis tanaman tadi. Pemakaian harus dilakukan dalam jangka waktu lama dan terus menerus, baru bisa merasakan hasilnya.

Berbeda bila memutihkan kulit dengan menggunakan bahan kimia (sintetis). “Pemutih dari bahan kimia memang untuk menghilangkan atau mematikan pigmen, sehingga pigmen berkurang dan warna kulit menjadi putih,” jelas Prof. Sumali.

Sayangnya, pemutih dari bahan kimia memiliki dampak buruk, bukan hanya bagi kulit tapi juga sel-sel. Dampak buruk yang bisa terjadi adalah menimbulkan kanker.

Sementara ginseng dan Safron aman digunakan sebagai bahan kosmetik. Tentu saja, sepanjang tidak dicampur dengan bahan sintetis.

Ketika ditanya apakah ada kasus orang hipersensitif terhadap ginseng dan safron, Prof. Sumali mengatakan,”Saya belum pernah membaca laporan tentang itu. Tetapi sepertinya belum pernah ada (kasus) orang sensitif pada tanaman tersebut.”

Lalu senyawa apa yang terdapat dalam ginseng dan safron sehingga punya efek mencerahkan?
“Ginseng dan safron punya banyak sekali kandungan alami, dan itu semuanya bekerja secara sinergis untuk membuat tubuh segar dengan menjaga keseimbangan metabolisme,” katanya lebih lanjut.
Unsur yang berkhasiat memutihkan tidak hanya satu, tapi banyak unsur yang saling bekerja sama. Jadi banyak kemungkinannya.

“Bahan alam tersebut,” tuturnya, “mengandung senyawa-senyawa, bahkan senyawa kimia. Namun berbeda dengan sintetis. Mekanisme kerjanya bisa saja unsur itu bekerja satu per satu, atau bisa saja bekerja sama.”

Ginseng atau panax ginseng adalah tanaman jenis obat yang termasuk dalam suku Araliaceae. Tanaman yang tumbuh di belahan bumi utara seperti Siberia, Korea, dan Amerika ini memiliki banyak spesies.
Berbagai penelitian yang telah dipublikasikan menyebut, panax ginseng mengandung banyak zat aktif. Zat yang dianggap paling penting adalah ginsenosides atau panaxosides. Ginsenosides sendiri istilah yang diciptakan peneliti Asia, dan panaxosides diciptakan peneliti Rusia.

Ginsenosides yang termasuk kelas steroid glikosida menjadi target penelitian karena disebut sebagai senyawa aktif di balik klaim manfaat ginseng. Zat ini diantaranya berfungsi membatasi perkembangan kanker payudara, melindungi gangguan memori, bahkan meredam stres oksidatif.

Penelitian lain menyebut, ginseng mengandung vitamin C yang merupakan antioksidan, kalsium, zat besi. Selain juga memiliki unsur glucosinolates yang bersifat anti-mutagenik dan anti-karsinogenik yang melindungi tubuh kita dari kanker.

Adapun safron atau kuma-kuma adalah rempah yang berasal dari bunga Crocus Sativus. Sejak lama Safron juga dipakai untuk pengobatan dan bumbu masak. Baunya yang harum dan rasa pahit berasal dari zat kimia bernama picrocrocin dan safranal. Safron juga mengandung crocin, zat perwarna karotenoid yang bisa menimbul efek warna kuning pada makanan.

0 komentar:

Posting Komentar